Bengkulu Utara//mediamerpatipost.com – proyek dari Dinas kelautan dan perikanan provinsi Bengkulu, sumber dana DAK, tahun anggaran 2024, pelaksana dari, CV lavender dengan nilai kontrak Rp.843.253.295.25 rupiah.
Yang mana proyek rehabilitasi kolam, balai benih ikan sentral (BBIS) kabupaten Bengkulu Utara tersebut, diduga tidak sesuai dengan spesifikasi teknis dan RAB,
“Pasalnya hal itu terungkap, hasil pantauan beberapa awak media di lokasi kegiatan proyek rehabilitasi kolam ikan tersebut, terlihat ada dua item kegiatan renovasi kolam ikan, di lokasi kegiatan tersebut terlihat ada kejanggalan dari anyaman cincin besi, yang mana jarak Besi behel tersebut diduga tidak sesuai dengan spesifikasi teknis dan RAB.
Saat di konfirmasi kepada konsultan pengawas terkait kegiatan proyek tersebut, awak media mempertanyakan item apa saja yang di kerjakan, beliau menjelaskan, iya itu 2 kolam yang di renovasi, kalau batu kali itu, untuk renovasi siring pak, ungkapnya, awak media kembali mempertanyakan jarak Besi, kalau jarak besi itu 15 cm semua pak, saat awak media ingin melihat gambar pekerjaan, kami tidak punya gambar pak, jelasnya kepada awak media, di lokasi kegiatan proyek.
Tidak sampai disitu, beberapa awak media mendatangi kantor dinas kelautan dan perikanan provinsi Bengkulu, di ruangan kerjanya, Syafriandi selaku kepala dinas, membenarkan kalu pekerjaan itu tidak sesuai dengan spesifikasi teknis, kalau jarak besi itu ada yang 15 cm dan ada yang lebih, sudah saya perintahkan tim untuk mengkroscek pekerjaan itu, dan pembangunan itu di stop, harus di pasang sesuai dengan spesifikasi teknis dan RAB, ungkap nya.
Ditambahkan nya lagi, klau terkait Material itu, tidak boleh menggunakan pasir laut, kalau menggunakan pasir laut pekerjaan apapun itu tidak akan bertahan lama, sedangkan harapan kita pekerjaan renovasi kolam tersebut untuk jangka panjang, tegasnya.
Sementara itu, pantauan awak media di lapangan, material yang digunakan diduga di oplos, terlihat ada pasir laut, ada pasir sungai, batu jagung, batu pecah, berikut tukang yang bekerja tidak mengunakan K3, miris nya lagi tidak terlihat gudang logistik dan beskem, melainkan menggunakan pasilitas yang ada, tak kalah pentingnya yang menjadi sorotan publik, apakah pasangan besi yang diduga tidak sesuai dengan tehnis tersebut akan di bongkar kembali.
“Saat berita nya di terbitkan, SYAFRIANDI selaku kepala dinas kelautan dan perikanan provinsi Bengkulu, beberapa kali menelpon awak media, menjelaskan kalau proyek tersebut sudah di perbaiki, ujarnya melalui telepon WhatsApp. (Uj)
Reporter : Jemy